Blogger Jateng

Matikan TV Pada Sabtu, 15 Desember 2007 Sore!

Sejak satu dua hari ini, di berbagai milis Kristen ramai dibahas tentang sebuah film ruhani (baca: film pemurtadan) yang menurut rencana akan ditayangkan lewat stasiun teve swasta RCTI di slot acara FTV Natal (juga tengah diusahakan bisa ditayangkan di TransTV dan TVRI) secara serentak pada hari Sabtu, pukul 16.30 - 17.30 wib nonstop alias TANPA IKLAN. Judul filmya: Sebuah Penantian.

Film ini diprakarsai oleh Billy Graham Ministry (USA). Penginjil (Evangelist) Billy Graham sendiri merupakan salah seorang tokoh utama gerakan Zionis-Kristen (Judeo-Christianity) AS yang dikenal sangat anti Islam dan pendukung fanatik gerakan Zionisme. Billy Graham inilah ‘Bapak Ruhani’ dari Presiden AS George Walker Bush, di mana pada pertengahan 1980-an Bush jr., dikabarkan berhasil lepas dari pengaruh alkohol dan menjadi Kristen yang dilahirkan kembali. Suatu peristiwa yang oleh kalangan Kristen radikal di AS disebut sebagai Reborn in Christ.

Sedangkan menurut investigator kenamaan AS Texe Marrs, saat itu Bush sebenarnya telah sepakat dengan para penginjil Zionis untuk memakai kedok kekristenan di dalam upaya menggolkan cita-cita gerakan Zionisme Internasional. Jadi ‘Reborn in Christ’ hanyalah tipuan komplotan Bush agar mendapat dukungan dari umat Kristen AS dan Barat.

Film “Sebuah Penantian” awalnya bernama “My Hope Indonesia”. Film sejenis dengan judul “My Hope India” telah diputar di India dan konon menurut pengakuan di banyak milis Kristen, film tersebut berhasil memurtadkan jutaan orang-orang Hindu India.


Bukan Film Biasa

Yang patut diketahui, film ini bukan sekadar film biasa. Tapi telah melewati ritual kekristenan khusus berupa ‘Doa Puasa’ selama satu bulan penuh. Untuk pemutaran film “Sebuah Penantian” tanggal 15 Desember 2007 sore, para awak dan pendukung film ini, juga diikuti oleh banyak jemaat gereja yang berkiblat ke Billy Graham Ministry AS, telah melakukan ritual tersebut, melakukan Doa dan Puasa sejak tanggal 15 November hingga 15 Desember 2007.

Tujuannya hanya satu: Agar setiap orang yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, setelah menonton film ini ruhaninya akan goyang sehingga bisa meninggalkan agama yang selama ini dianutnya dan menggantinya dengan Tuhan Yesus. Sebuah film pemurtadan yang telah melalui ritual khusus.

Film yang dibintangi oleh Restu Sinaga, Christine Hakim, Mario Lawalatta, dan Nana Mirdad ini didukung oleh seluruh denominasi gereja di Indonesia. Dari berbagai milis juga diungkap bahwa para pemain film ini ‘sudah dipilih Tuhan’, karena ada satu aktor ternama yang menyatakan mundur dari film ini dan akhirnya ditangkap polisi karena terlibat narkoba.

“Sebuah kesaksian: Para pemain film ini sepertinya sudah disaring oleh Tuhan, yakni dengan batalnya salah seorang pemain yang sudah konfirm, namun entah kenapa tiba-tiba beliau membatalkan kontraknya. Ternyata Tuhan tahu siapa yang layak main dan siapa yang tidak layak main. Artis tersebut tidak lama kemudian tertangkap polisi karena terlibat narkoba dan saat ini sedang mendekam di penjara. Bayangkan betapa memalukannya film ini apabila yang main adalah artis tersebut… Yang menggantikan peran artis tersebut adalah Rudi Salam, ” demikian kalimat dari berbagai milis Kristen tersebut.


Matikan TV Saja
Jika benar RCTI dan juga sejumlah stasiun teve swasta dan juga TVRI akan menayangkan film tersebut, film pemurtadan yang telah melewati prosesi doa puasa secara khusus, maka sebaiknya keluarga-keluarga Muslim dan perkantoran yang banyak dihuni orang-orang Islam mematikan teve tersebut pada jam di atas.

Selain bisa terhindar dari pengaruh mistis film tersebut (berkat doa puasa selama sebulan yang memanggil kekuatan—istilah mereka pasukan doa—dari alam ghaib), maka hal ini juga sebagai bentuk penghematan energi. Bukankah Lidya Kandouw—orang Kristen juga, ibunya Nana Mirdad—sering bilang di TV: “Matikan Yang Tidak Perlu, Yang Tidak Perlu Matikan!” Jadi daripada buang-buang listrik dan usia pesawat TV, alangkah bijaknya kita mematikan pesawat TV di waktu tersebut.


Atau bagi yang tetap penasaran menonton, sebaiknya jangan lepas dari wudhu selama menonton film ini agar terhindar dari ‘Kuasa Gelap’ dan dilindungi oleh Allah SWT. Sembari menonton, teruslah berdzikir agar Yang Maha Pembolak-Balik Hati bisa terus melindungi keimanan kita. Dan untuk anak-anak, jangan sekali-kali melihat film yang bukan film biasa ini. Nashru minallahu wa fathun qariib.


Sumber : http://eramuslim.com/berita/tha/7c11090042-matikan-tv-pada-sabtu-15-desember-2007-sore.htm

20 comments for "Matikan TV Pada Sabtu, 15 Desember 2007 Sore!"

Anonymous 5:41 PM Delete Comment
haha dasar dungu, ini sih iklan terselubung, makin banyak disebar orang makin penasaran buat nonton.
Unknown 6:09 PM Delete Comment
Nice article
Anonymous 7:24 PM Delete Comment
(saat itu Bush sebenarnya telah sepakat dengan para penginjil Zionis untuk memakai kedok kekristenan di dalam upaya menggolkan cita-cita gerakan Zionisme Internasional. Jadi ‘Reborn in Christ’ hanyalah tipuan komplotan Bush agar mendapat dukungan dari umat Kristen AS dan Barat.)

Kata-kata beritanya tidak sinkron.
Katanya kekristenan hanya KEDOK / HANYA TIPUAN.
Tapi dibawah ditulis Bikin filmnya pake PUASA Segala.
Kalau memang Kedok...NGAPAIN juga sampai PUASA segala....???
Anonymous 11:10 PM Delete Comment
tonton ya tonton aja, ga perlu berdoa segala. wong tontonan doang kok --"
Anonymous 11:13 PM Delete Comment
Klo film rohani Kristen ky gini dibilang film murtad, gmn dgn film rohani Islam yg lain coba? (Hidayah dkk.) Apa g bikin murtad juga tuh?
Anonymous 1:45 AM Delete Comment
goblokkkkk !!!
gua beli TV ya untuk ditonton
lah koq disuruh matiin TV?


lagian apa yg mo gue tonton ya suka2 gue:D

Cuapeee Dehhhhhh!!?
Anonymous 2:34 AM Delete Comment
paranoid, kasian...
Anonymous 4:54 AM Delete Comment
stupid blog!
Anonymous 5:34 AM Delete Comment
Kalo imannya kuat pasti bakalan santai aja....

kalo ngga kuat yahh beginilah... pada parno sendiri
Anonymous 6:33 AM Delete Comment
eh smua ud utg ini org mau bagi2berita..
Anonymous 7:27 AM Delete Comment
goblok!
Anonymous 8:01 AM Delete Comment
dasar..takut amat nonton film kayak gitu..

Allah itu untuk diyakini dan di takuti..masa nonton film begitu aja sudah takut..berarti lo ga sepenuhnya meyakini Allah donk..

ketauan yg bikin artikel itu adalah muslim yg imannya ga kuat..
baru nonton aja udah kedodoran imannya



nb:
leewangchan 8:21 AM Delete Comment
gOBLOKKKKKK Emangnya Beli Tv buat apaan??? memang betul yang buat artikel ini imannya membleeeeeeeee
Anonymous 11:10 AM Delete Comment
aduh om, namanya mau natal biasa aja mereka menampilkan acara yang bersifat rohani, mengenani memurtadkan itu gimana iman masing2 individunya. tanpa adanya filem apapun, jika mereka tidak beriman, ga harus kristen bisa aja agama lain.tapi film2 bersifat rohani menurut saya semua bersifat mendidik koq. toh isinya ajaran2 yang baik. ga usah bagaimana mereka beribadat atapun iman mereka, tetapi hikmahnya di ambil.
wassalam
Anonymous 3:44 PM Delete Comment
hahaha btul kalo emang kaga mau ditonton kaga usah disebar2 kali berita ginian... dasar poster yang idiot...
Anonymous 3:57 PM Delete Comment
heheheh, seru juga nih..
jadi penasaran untuk nonton..

pengen cobain "kekuatan gaibnya", segaib apa sih tuh kekuatan, ampe dilarang untuk nonton..
Anonymous 6:08 PM Delete Comment
Konyol bgt org2 nyuru buat matiin tv dgn alasan yg gak masuk akal. Salah satu bukti bahwa mrk takut karena tidak memiliki iman yg kuat.
Anonymous 10:44 PM Delete Comment
GOBLOK !!!!
makanya orang islam kaya loe bikin islam makin di benci.. pikiran loe pendek amat ?? iman loe sedangkal apa sih? dulu sekolanya di pesantren mana mas ??
Teguh Riyadi 9:39 AM Delete Comment
Respon dari eramuslim panjang nih..

**
Film FTV Natal Kristenisasi


Rabu, 12 Des 07 07:56 WIB

Assalamualaikum

Ustad yang terhormat, saat ini di eramuslim ada berita dengan judul "Matikan TV Pada Sabtu, 15 Desember 2007 Sore!", isinya mengajak umat Islam untuk tidak melihat film ini.

Untuk masalah ajakannya saya sendiri tidak mempermasalahkan dan mendukungnya, tetapi ada sesuatu yang mengganjal karena penulis menambahkan kalimat

"Atau bagi yang tetap penasaran menonton, sebaiknya jangan lepas dari wudhu selama menonton film ini agar terhindar dari ‘Kuasa Gelap’ dan dilindungi oleh Allah SWT",

Kalimat tersebut menyiratkan ada "kekuatan gelap" yang akan menggoyahkan hati orang-orang Islam.

Bukankan kita sebagai orang Islam tidak perlu takut, karena Allah SWT yang akan melindungi orang-orang yang beriman. Apakah mungkin ritual khusus yang dilakukan untuk Film tersebut bisa mempan?

Menurut saya, sekarang mungkin malah banyak orang Islam yang penasaran ingin melihat Film tersebut, karena sudah diberitakan di eramuslim bahwaada sejenis Film di Indiaseperti yang akan diputar di stasiuntv di Indonesia telah berhasil memurtadkan jutaan orang-orang Hindu.

Menurut ustadz sendiri bagaimana sebaiknya?

Terima Kasih.
Faiz


Jawaban

Assalamu 'alaaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Inilah problematika berat yang selalu saja dihadapi umat Islam. Maju kena dan mundur pun kena juga. Jadi serba salah. Diperingatkan salah tidak diperingatkan juga bisa salah.

Kalau memang benar informasi yang ditulis oleh entah siapa sumbernya dan kini beredar banyak di milis dan email termasuk di eramuslim, maka kita memang harus tanggap untuk menghindarinya. Tapi kalau kurang cermat menanggapinya, dan bahkan terkesan panik, justru 'kepanikan' kita malah bisa menjadi iklan murahan sekaligus 'iklan gratisan' buat film tersebut. Maka setiap orang justru penasaran untuk melihatnya.

Cobalah renungkan, bukakah selama ini tidak ada sebuah film di TV yang belum lagi diputar tapi sudah bikin heboh? Dan khususnya menghebohkan jagad dunia maya muslim Indonesia.

Kami sendiri sudah menerima peringatan ini dalam bentuk email, entah siapa yang mengirimnya, sejak lama. Saat membuka isi email itu, terus terang kami sama sekali tidak tertarik untuk membacanya, apalagi untuk melihat filmnya. Kesan yang muncul pertama, email ini memang sebuah iklan gratis.

Apalagi kami tidak pernah tertarik untuk menonton acara begituan di layar TV. Dan menurut hemat kami, umat Islam yang melek agama, pastilah tidak akan menontonnya. Ngapain nonton film begituan?


Efek Psikologis Peringatan

Satu hal yang jadi pertimbangan kita adalah kenyataan bahwa otak kita tidak bisa diperintah dengan terbalik, bisanya lurus.

Kita bisa melarang orang untuk tidak memakan suatu makanan. Tapi kita tidak bisa melarang orang untuk membayangkan makanan itu. Kita bisa bilang jangan minum khamar, tapi kita tidak bisa melarang orang membayangkan khamar.

Contoh lain, kalau kita larang seseorang untuk membayangkan gajah di dalam benaknya, apalagi dengan bombastis, maka orang itu justru malah akan membayangkan gajah di benaknya. Padahal kita sudah teriak-teriak, "Jangan bayangkan gajah, jangan bayangkan gajah." Eh, ternyata orang itu malah membayangkan gajah di benaknya.

Kalau ada film heboh, lalu kita teriak-teriak, "Jangan tonton, jangan tonton."
Maka yang terjadi orang malah antri mau nonton. Itulah aspek psikologis karakter penonton kita. Dan kita tidak mau orang malah jadi menonton film itu justru karena peringatan dari kita.


Unsur Magis

Terus terang kami 100% tidak percaya kalau dikatakan film itu mengandung unsur magis atau sudah dirasuki setan, sehingga yang melihatnya akan kemasukan setan dan jadi tersesat.

Dan kalau kita cermati, tanpa harus dilakukan penyusupan setan secara ghaib di film itu pun, sebenarnya nyaris semua acara TV di negeri kita sudah berisi 'setan' yang sesat dan menyesatkan.

Cobalah bayangkan, bukankah infotainment yang isinya zina, cerai, selingkuh, mabuk, ditangkap karena narkoba atau pejabat yang ketahuan berzina di hotel merupakan acara yang sesat dan menyesatkan? Tapi kok malah tetap ditonton? Ini kan namanya sihir yang nyata.

Bukankah acara film dan sinetron yang isinya remaja SMP dan SMU berzina, pacaran, selingkuh merupakan acara yang sesat dan menyesatkan? Tapi yang nonton semakin hari semakin banyak. Bukankah ini juga merupakan bentuk sihir abad 21?

Bukankah film setan, horor, hantu dan ilmu-ilmu ghaib bukan program yang sesat dan menyesatkan? Bukankah semua itu berisi nilai-nilai yang penuh madharat serta merusak fikrah dan aqidah? Tapi kenapa orang-orang tetap setia menontonnya sampai subuh? Bukankah ini juga bentuk sihir?

Bagaimana tidak sesat kalau pogram sampah seperti itu setiap hari diputar, sejak adzan shubuh berkumandang sampai terbit matahari lagi, isinya cuma urusan syirik, fitnah dan maksiat?

Sebuah sinetron sebenarnya sudah dianggap merasuki setan dan mengadung 'sihir', ketika para pemirsanya bisa dibuat tidak mau beranjak dan merasakan ketergantungan untuk selalu terus menonton. Padahal isinya cuma berputar-putar tidak jelas, apalagi sepanjang sinetron itu tidak pernah sepi dari maksiat, pacaran, zina, hamil di luar nikah, fitnah, perpecahan keluarga, anak yang memaki ayah dan ibunya dan segudang kesesatan parah lainnya.

Jelaslah sinetron seperti itu merupakan sihir abad 21, yang sebenarnya jauh lebih parah dan lebih berat dari pada sekedar menonton film misionaris.


Peringatan Tetap Dibutuhkan, Tetapi...

Tapi lepas dari semua itu, kita ucapkan terima kasih atas peringatan yang diberikan. Sebenarnya sebagai muslim yang baik, tanpa harus diberi peringatan pun pasti kita sudah tidak akan menonton acara yang isinya hanya kegiatan dan ajakan misionaris. Apalagi kalau isinya sesat dan menyesatkan.

Hanya yang perlu kita cermati adalah efek heboh yang sebenarnya malah menjadi kampanye terselubung. Dan agaknya sisi ini tidak salah kalau kita pertimbangkan. Mengingat karakteristik para masyarakat pemirsa dan konsumen kita suka latah dan penasaran kepingin tahu.

Misalnya, ada berita di suatu kampung ada kucing berkaki tiga. Lalu tiba-tiba orang berduyun-duyung datang untuk sekedar menonton. Maka si kucing berkaki tiga pun ngetop di seantero jagad raya. Bahkan masuk TV segala.

Terus, kemarin Indonesia dihebohkan dengan terbitnya majalah Playboy Indonesia. Beragam caci maki dilontarkan kepada penerbitnya. Tapi di sisi lain, penjualan majalah ini pun sukses besar karena langsung ludes dibeli orang. Padahal sebelumnya sudah banyak majalah yang lebih porno dari Playboy beredar di pinggir jalan dan dijual bebas. Tidak ada yang beli. Tapi begitu pakai nama Playlboy, langsung balik modal dan untung besar.

Jadi yang harus kita waspadai adalah efek domino dari peringatan ini. Jangan semakin kita hebohkan, yang nonton malah semakin banyak. Akibatnya, peringatan yang kita buat malah menjadi iklan gratis atas film ini.

Padahal mimbar agama Islam yang diputar subuh di beberapa TV kita, nyaris sepi dan tidak ada yang nonton. Sungguh sangat ironis bukan?


Apakah TV Haram?

Mungkin nanti ada yang bertanya, kenapa tidak kita haramkan saja televisi? Kan isinya kemungkaran semua.

Kita masih perlu diskusi lagi untuk masalah ini, dan bukan kita harus mengharamkan total dari menonton TV. Hanya saja secara tidak langsung, semakin kita banyak menonton TV, kita harus semakin cerdas untuk memilah dan memilih.

Sebagai muslim kita harus punya filter ganda untuk bisa dengan sehat aqidah dan sehat fikrah menonton televisi. Sebab TV kita ini sudah kebanyakan racunnya dari pada gizinya. Ibarat orang makan kepiting rebus, kebanyakan tulang, kulit dan durinya dari pada dagingnya. Untuk memakannya agak merepotkan.

Dan mengharamkan TV tidak sesederhana itu memang. Sebab semakin diharamkan, maka orang akan semakin banyak nonton. Kembali kepada teori psikologis konsumen di atas.


Terus Apa?

Yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana umat Islam yang konon ada 200 juta di negeri ini bisa memproduksi tayangan TV yang bermanfaat, bebas syirik dan maksiat.

Kalau untuk memiliki stasiun TVsendiri masih ilusi, setidaknya kita harus bisa membuat program tayangan TV sekaligus pemasang iklannya. Atau setidaknya ada dana wakaf umat untuk kita bisa membeli slot di jaringan TV swasta dan pemerintah. Jadi bisa tampil tanpa iklan.

Tapi biasanya, kalau diskusi sudah sampai di sini, maka para tokoh muslim akan terdiam, suasana akan hening. Karena dari dulu tidak pernah ada yang terealisasi dari program yang masih berupa mimpi itu.

Terus terang saja, kita selama ini lebih suka bikin ormas atau bikin partai dari pada memikirkan sudut yang satu ini. Padahal kita semua sudah ber-ijma' bahwa media massa adalah wilayah yang mutlak harus dimiliki demi tegaknya dakwah Islam. Tapi sekian ormas dan partai Islam yang anggotanya menjejali gedung wakil rakyat, tidak satu pun yang sudah merealisasikan program ini.

Kalau ditanya mengapa, jawabannya klasik sekali, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang. Capek deh!


Hikmah

Hikmah yang bisa kita petik dari rencana kalangan misionaris memutar film itu di TV adalah ini merupakan sebuah cambuk buat kita umat Islam. Pertanyaannya sederhana, apa yang sudah kita kerjakan di dunia pers, khususnya televisi?


Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc
Anonymous 12:31 PM Delete Comment
Klo postingnya bener2 buat memberi peringatan sih, oke2 aj. Tapi sebaiknya hati2 jika mw memberi peringatan seperti ini, spt yg di dlm comment yg diatas peringatan seperti ini jika disampaikan 80% hanya akan menyebabkan si pendengar jadi penasaran dan malah ingin menontonnya, karenanya jika ingin memberi peringatan seperti ini sebaiknya harus jelas dan dilihat dulu orgnya, klo dirasa org yg akan diberitahu merupakan orang yg imannya lemah atw orang yg suka ingin tahu justru lebih baik kalau tidak diberitahu sama sekali